ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)
Kegiatan penganggaran modal :
1. bagaimana mengestimasi aliran kas yang dihasilkan dari investasi tersebut, dan
2. bagaimana mengevaluasi aliran kas tersebut sehingga bisa diperoleh kesimpulan apakah usulan investasi tersebut layak dilakukan atau tidak.
Teknik penilaian investasi :
- accounting rate of return
- payback period
- internal rate of return
- net present value
- profitability index.
Langkah dalam analisis keputusan investasi :
(1)Menaksir aliran kas dari investasi tersebut
(2)Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
(3)Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti Payback period, NPV, dan IRR
(4)Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menaksir aliran kas :
1.Aliran kas versus keuntungan akuntansi
2.Incremental cash flow: sunk cost, biaya Kesempatan (opportunity cost) dan kanibalisasi pasar
3.Fokus pada aliran kas karena keputusan investasi, bukan karena keputusan pendanaan.
Aliran Kas versus Keuntungan Akuntansi
Fokus manajemen keuangan dan analisis investasi adalah kas, bukannya keuntungan akuntansi. Keuntungan akuntansi tidak selalu berarti aliran kas. Sebagai contoh, penjualan sebagian barangkali merupakan kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya tertentu, seperti depresiasi, juga tidak melibatkan kas.
Incremental Cash Flow
Aliran kas yang akan diperhitungkan adalah aliran kas yang muncul karena keputusan menjalankan investasi yang sedang dipertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak akan masuk dalam analisis. Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi nama sebagai incremental cash flow. Contoh aliran kas yang tidak relevan adalah sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam, dan sudah hilang. Keputusan menerima atau menolak usulan investasi tidak akan dipengaruhi oleh sunk cost. Contoh sunk cost adalah biaya fesibility study (studi kelayakan), biaya riset pemasaran. Biaya tersebut sudah keluar pada waktu analisis investasi dilakukan.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh, jika suatu usulan investasi dilakukan, dan investasi tersebut akan menggunakan gudang. Gudang tersebut sebenarnya bisa disewakan. Karena digunakan oleh proyek baru tersebut, gudang tersebut tidak bisa disewakan. Dengan demikian sewa yang hilang tersebut harus dimasukkan sebagai elemen biaya.
Kanibalisasi produk juga merupakan yang relevan. Jika produk baru diluncurkan, sebagian pembeli potensial akan meninggalkan produk lama dan beralih ke produk baru. Efek bersih dari produk baru dengan demikian tidak setinggi semula, karena kanibalisasi (yang memangsa produk lama) harus dikurangkan dari perhitungan semula.
Fokus pada Keputusan Investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita adalah pada aliran kas yang dihasilkan melalui keputusan investasi.
Aliran kas yang dihasilkan dari keputusan pendanaan harus dihilangkan/dikeluarkan dari analisis.
Alasan lainnya adalah, keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan tingkat discount rate yang dipakai (WACC atau weighted average cost of capital). Jika biaya bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas (sebagai pengurang aliran kas masuk), maka terjadi proses double counting, atau perhitungan ganda. Kas masuk dikurangi biaya bunga, sementara kas masuk didiskontokan dengan WACC yang memasukkan keputusan pendanaan. Dengan kata lain, efek keputusan pendanaan hanya akan terlihat di tingkat diskonto (discount rate), bukan pada perhitungan aliran kasnya.
Perlakuan bunga membutuhkan perhatian tersendiri, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
Karena itu penyesuaiannya menggunakan (1 – pajak) × bunga.
Perhitungan aliran kas yang mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba bersih + depresiasi + ((1–tingkat pajak) × bunga)
Keputusan pendanaan tidak dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas dalam analisis investasi.
Jenis Aliran Kas berdasarkan Dimensi Waktu
1. Aliran kas awal (initial cash flow)
2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)
Ilustrasi Perhitungan Aliran Kas usulan Investasi
Suatu produk akan diluncurkan dengan jangka waktu 5 tahun.
Biaya investasi sebesar Rp100.000.
Depresiasi dng garis lurus selama 5 thn pertahunnya adalah Rp16.000.
Pada akhir proyek, aset tersebut diperkirakan bisa dijual dng harga Rp30.000.
Jika dilaksanakan, proyek tsb akan memakai fasilitas gudang yang sedianya bisa dijual dengan harga Rp150.000. Nilai buku saat ini Rp140.000.
Pada akhir proyek, gudang tsb bisa dijual dengan harga Rp150.000. Nilai buku saat itu diperkirakan Rp130.000.
Investasi untuk modal kerja adalah Rp10.000, Rp15.000, dan Rp15.000 pada tahun ke 0,1, dan 2.
Sebelum proyek tsb diluncurkan perusahaan melakukan tes pasar dan menghabiskan biaya Rp20.000.
Produk baru tsb akan memakan pangsa pasar produk lama
Kerugian yang dialami karena kanibalisasi tersebut diperkirakan Rp5.000 pertahun, selama 5 thn.
Penjualan diperkirakan Rp300.000 /thn.
Biaya operasional diperkirakan Rp50.000 per-tahun.
Penjualan & biaya operasional diasumsikan berupa kas.
Pajak adalah 40%. Untuk proyek tersebut, perusahaan meminjam sebesar Rp50.000 dengan tingkat bunga 20% per-tahun.
Biaya modal rata-rata tertimbang (discount rate) adalah 20%.
Tabel 3. Perhitungan Kas Operasional
Laporan Laba-Rugi Akuntansi
|
Aliran Kas
| |
Penjualan
Biaya operasional
Depresiasi
Laba operasional
Pajak (40%)
Laba bersih
|
300.000
50.000
16.000
------------
234.000
93.600
------------
140.400
|
300.000
(50.000)
--
(93.600)
-------------
156.400
|
Aliran kas masuk = laba bersih + depresiasi
= 140.400 + 16.000
= 156.400
|
Tabel 4. Perhitungan Aliran Kas Usulan Investasi
Item Aliran Kas
|
Tahun0
|
Tahun1
|
Tahun2
|
Tahun3
|
Tahun4
|
Tahun5
|
Aliran Kas Keluar
1. Investasi
2. Investasi Modal Kerja
3. Biaya kesempatan gudang
4. Kanibalisme produk
Total Kas Keluar
Aliran Kas Masuk
1.Kas masuk operasional
2. Penjualan Nilai Residu
3. Penjualan Gudang
4. Modal Kerja Kembali
Total Kas Masuk
Aliran Kas Bersih
|
-100.000
-10.000
-146.000
-256.000
-256.000
|
-15.000
-5.000
-20.000
156.400
156.400
136.400
|
-15.000
-5.000
-20.000
156.400
156.400
136.400
|
-5.000
-5.000
156.400
156.400
151.400
|
-5.000
-5.000
156.400
156.400
151.400
|
-5.000
-5.000
156.400
26.000
142.000
40.000
364.400
359.400
|
Kriteria Penilaian Investasi
1. Payback Period
2. Discounted Payback Period
3. Accounting Rate of Return
4. Net Present Value
5. Internal Rate of Return
6. Profitability Index
Payback Period
Payback period ingin melihat seberapa lama investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi.
Berapa Payback Period Proyek di muka?
Payback period = + 136,4 + (119,6 / 136,4)
(tahun 1) (0,88 tahun)
Dengan demikian payback period = 1,88 tahun. Proyek akan balik modal dalam 1,88 tahun.
Kelemahan dari metode ini :
(1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang,
(2) Tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback.
Discounted Payback Period
Aliran kas dipresent-valuekan sebelum dihitung payback periodnya. Metode discounted payback period tidak bisa menghilangkan kelemahan yang kedua, yaitu tidak memperhitungkan aliran kas diluar payback period.
rapa Discounted Payback Period Proyek di muka?
0 1 2 3 4 5
| | | | | |
-256.0 113.7 94.7 87.6 73.0 144.4
Payback period = + 113,7 + 94,7 + 47,6/87,6
(tahun 1) (tahun 2) (0,54)
Dengan demikian discounted payback periodnya adalah 2,54 tahun.
Model tersebut tetap tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback (kelemahan payback periode belum sepenuhnya diatasi)
Accounting Rate of Return (AAR)
Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata nilai buku investasi selama usia investasi.
AAR mempunyai kelemahan:
(1) AAR menggunakan ‘input’ yang salah, yaitu laba akuntansi, bukannya aliran kas. Input yang salah akan menghasilkan output yang salah juga (garbage in garbage out).
(2) AAR tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Kemudian besarnya cut-off rate juga tidak mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.
Berapa ARR proyek dimuka?
Investasi awal adalah 100.000, dengan depresiasi pertahun adalah 16.000.
Rata-rata investasi adalah:
(100.000 + 84.000 + 68.000 + 52.000 + 36.000 + 20.000) / 6 = 60.000
Pendapatan pertahun adalah 140.400 (lihat tabel 3 di muka). AAR dengan demikian bisa dihitung sebesar:
140.400 / 60.000 = 2,34 atau 234%
Net Present Value
Net present value adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini.
NPV > 0 usulan investasi diterima
NPV < 0 usulan investasi ditolak
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskonto (discount rate) yang menyamakan present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi:
IRR > tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi diterima
IRR < tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi ditolak
ok
BalasHapus