PAK JOKOWI BAWA OLEH - OLEH SETELAH KUNJUNGAN KE LIMA NEGARA...

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke lima negara. Presiden Jokowi memulai perjalanannya pada 23 Januari 2018. Perjalanannya dimulai dari Sri Lanka.
Perjalanan itu mengawali serangkaian kunjungan kenegaraan Jokowi ke lima negara, yakni Sri Lanka, Bangladesh, India, Pakistan dan Afghanistan.

BERITA TERKAIT+
Pantauan Okezone, beberapa kesepakatan kerjasama di bidang ekonomi dicapai Jokowi dalam kunjungan tersebut. Mulai dari sektor maritim hingga perdagangan. Berikut adalah beberapa kesepakatan yang dicapai Jokowi dari kunjungan kerjanya di beberapa negara:
1. Jokowi Akan Jual 60 Gerbong Kereta ke Sri Lanka
Presiden Jokowi menegaskan Indonesia ingin berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka.
“BUMN Indonesia telah melakukan kontak termasuk untuk pembangunan jalan layang, yang menghubungkan jembatan New Kelani Bridge – Rajagiriya,” ujar Jokowi dalam keterangan tertulisnya di Sri Lanka.
PM Wickremesinghe menyambut baik keinginan Indonesia turut berparitipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka. Terlebih lagi anggaran negara Sri Lanka sangat terbatas.
Selain itu, Presiden Jokowi ingin kerja sama pengadaan kereta dapat segera ditindaklanjuti. Kemarin, lanjut Jokowi, Menteri Perhubungan dan Civil Aviation Sri Lanka menyatakan untuk tahap pertama Sri Lanka akan membeli 60 gerbong.
2. Jokowi Ingin Indonesia Bangun Infrastruktur di Sri Lanka
Presiden Joko Widodo menegaskan keinginan Indonesia untuk berpartisipasi membangun infrastruktur di Sri Lanka. Keinginan tersebut disampaikan saat acara makan pagi bersama antara Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe beserta Ibu Maithree Wickramasinghe di Temple Trees, Colombo, Sri Lanka.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dalam rilisnya mengungkapkan makan pagi bersama ini kegiatan awal Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan di Sri Langka. Dalam santap pagi bersama tersebut, Presiden Jokowi menegaskan Indonesia ingin berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka.
"BUMN Indonesia telah melakukan kontak termasuk untuk pembangunan jalan layang, yang menghubungkan jembatan New Kelani Bridge-Rajagiriya," ujar Presiden.
3. Peningkatan kerjasama ekonomi dengan Sri Lanka
Di sela-sela kunjungan kenegaraan ke Sri Lanka Rabu, 24 Januari 2018, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Pemimpin Oposisi Parlemen Sri Lanka Rajavarothiam Sampanthan di Hotel Hilton Colombo, Sri Lanka.
Presiden Jokowi pun menyambut baik kunjungan yang dilakukan dalam rangka mendorong kerja sama yang konkret serta menguntungkan bagi kedua negara. Apalagi hubungan diplomatik Indonesia dan Sri Lanka telah terjalin dengan baik selama lebih dari enam dekade.
"Dalam kunjungan saya ke Sri Lanka ini, saya ingin mendorong penguatan kerja sama di berbagai bidang, khususnya di bidang ekonomi," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
BERITA TERKAIT+
Salah satunya dengan pembentukan Free Trade Agreement serta pembangunan kerja sama kapasitas. Oleh karena itu, Jokowi berharap Indonesia dapat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Sri Lanka.
4. Jokowi Ingin Percepat Konflik ZEE dengan Vietnam
Presiden Joko Widodo menyatakan ingin mempercepat penyelesaian negosiasi delimitasi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Vietnam. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam, Nguyễn Xuân Phúc, di sela KTT ASEAN-India yang dihelat di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi, India, pada 26 Januari 2018. Sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dalam pertemuan itu, Presiden mengangkat pembahasan seputar dua hal utama yang dirasa perlu dijadikan perhatian kedua negara.
"Pertama, saya ingin kembali menekankan pentingnya mempercepat penyelesaian negosiasi delimitasi zona ekonomi eksklusif (ZEE)," ucapnya.
Pembahasan tersebut diharapkan dapat menciptakan stabilitas di kawasan perairan kedua negara seperti mencegah terjadinya insiden atau ketegangan di perairan.
Selain itu, perundingan mengenai ZEE juga dapat diiringi dengan kerja sama di bidang penanganan terorisme dan maritim yang lebih luas.
Sementara itu, fokus kedua yang coba diangkat oleh Presiden ialah mengenai kebijakan di sektor otomotif yang diberlakukan Vietnam. Kebijakan itu mengatur standar dan persyaratan kendaraan yang diimpor ke negara tersebut.
5. Perkuat Investasi di Bangladesh, dari Gerbong Kereta hingga Illegal Fishing
Indonesia dan Bangladesh sepakat untuk terus memperkokoh kerjasama ekonomi dan menciptakan peluang kerja sama baru. Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Kantor Perdana Menteri Bangladesh, Dhaka,Minggu 28 Januari 2018.
“Saya gembira dalam beberapa waktu terakhir ini, hubungan Indonesia-Bangladesh semakin intensif termasuk peningkatan kerja sama di bidang ekonomi,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis.
Di bidang ekonomi, beberapa perkembangan positif terjadi pada kerja sama antar kedua negara. Salah satunya adalah nilai perdagangan pada tahun 2017 yang menunjukkan peningkatan sebesar 25,96% atau senilai USD1,53 miliar.
Di bidang energi, Presiden Jokowi juga menyambut baik kerja sama di bidang energi kedua negara yang disepakati pada September 2017 di Jakarta. Sebagai tindak lanjut, Presiden menyambut baik penandatanganan LoI mengenai supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla. Diharapkan pengiriman LNG sudah dapat dilakukan pada tahun ini.
Sementara itu di bidang konektivitas, Presiden menyampaikan apresiasinya terhadap Bangladesh yang telah mempercaya PT INKA untuk mendukung dalam pengembangan konektivitas Bangladesh. Sudah 400 gerbong yang dipatok PT INKA ke Bangladesh.
BERITA TERKAIT+
Di bidang Kelautan dan Perikanan, Presiden juga menyambut gembira penandatanganan komunike bersama terkait pemberantasan IUU (Illegal, Unreported, and Unregistered) Fishing.
Seusai pertemuan, telah ditandatangani lima bidang kerjasama, yaitu:
- MoU on Foreign Office Consultation;
- Joint Communique on the cooperation to Combat IUU Fishing;
- Joint Ministerial Statement on the Launching of the Negotiations for Indonesia-Bangladesh Prefential Trade Agreement;
- MoU antara Bangladesh Power Development Board (BPDB) dan PT Pertamina mengenai Project Integrated Power; dan
- LoI mengenai kesepakatan supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla.
6. Presiden Jokowi Sebut Kerjasama Maritim Bangun Kawasan Indo-Pasifik
Presiden Joko Widodo menyatakan kerja sama memperkuat bidang maritim penting dilakukan untuk membangun arsitektur kawasan Samudra India-Samudera Pasifik (Indo-Pasifik).
Menurut Presiden, India dan ASEAN dalam memajukan kerjasama maritim dapat memanfaatkan forum-forum kemaritiman seperti Indian Ocean Rim Association (IORA).
Sementara itu Menlu menjelaskan terdapat juga kerja sama cetak biru Konektivitas ASEAN hingga tahun 2025, dan mekanisme keamanan serta keselamatan jalur maritim melalui penggunaan saluran hotline yang diusulkan oleh Indonesia.
Menurut Menlu, untuk memperluas peningkatan kerja sama di bidang kemaritiman, Indonesia mendorong untuk menyambungkan dengan negara mitra ASEAN termasuk India.
Presiden, jelas Menlu, menyampaikan ASEAN yang sudah berumur 50 tahun berhasil membangun ekosistem kawasan yang damai dan stabil.
Kemudian dialog ASEAN-India yang sudah mencapai umur 25 tahun juga diharapkan Presiden mampu mengembangkan stabilitas dan perdamaian tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga kawasan yang lebih luas, yaitu Samudra India dan Pasifik atau Indo-Pasifik.
7. Jokowi Singgung Kenaikan Tarif Bea Minyak Nabati di India
Pemerintah Indonesia dan India telah membahas peningkatan kerja sama ekonomi dalam pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
"Oleh karena itu, upaya meningkatkan perdagangan harus terus dilakukan termasuk menghilangkan hambatan perdagangan," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi, India, pada Kamis malam (25/1/2018).
Pertemuan bilateral itu dilakukan Presiden sesudah sesi pleno KTT Peringatan ASEAN-India 2018.
Presiden menyampaikan upaya peningkatan kerja sama ekonomi penting dilakukan karena perdagangan kedua negara mulai tumbuh sejak 2017.
Kendati demikian, potensi nilai perdagangan bilateral masih sangat besar untuk dikembangkan. Hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi adalah kenaikan tarif bea masuk yang cukup tinggi terhadap minyak nabati ke India.
Kenaikan tarif minyak nabati dapat berdampak terhadap ekspor minyak sawit Indonesia.
"Jika ekspor sawit Indonesia berkurang, saya yakin akan berpengaruh juga pada pemenuhan kebutuhan pasar India yang semakin meningkat," demikian Presiden menurut keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Oleh karena itu, Presiden sangat mengharapkan pemerintah India dapat mempertimbangkan kembali kebijakan penaikan tarif terhadap minyak nabati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return

Pendekatan Adjusted Present Value

ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)